Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Sabtu, 30 Maret 2013
Senyum Terindah Molly
Oleh: RF.Dhonna
Malam bersalju di penghujung musim dingin. Diluar rumah sangat
sepi. Molly meringkuk di bawah selimut tebalnya. Angin dingin menyusup pelan,
membuat anjing kecil itu semakin menggigil. Ia pun merapat ke perapian.
Tak ada yang mengetuk pintu rumahnya untuk meminjamkan mantel hangat, berbagi
semangkuk sup tulang yang lezat, atau menikmati roti keju panggang bertabur
daging asap. Ia sendirian, benar-benar sendiri. Ibu yang sehari-hari
menemaninya sedang pergi ke peternakan di balik bukit sejak siang tadi.
Dipandanginya lagi wajahnya di cermin. Kulit tanpa bulu-bulu
lembut, ekor buntung, dan tubuh kurus pendek. Hhh, memang tak menarik! Mungkin
inilah yang membuat mereka—teman-teman baru di perkampungan ini—enggan bermain
dengannya.
Inilah yang membuat Molly sulit tersenyum. Ia kembali murung. Tak
ada yang bisa ia banggakan.
Rasanya ingin sekali kembali ke rumah yang lama, bermain dengan
teman-teman lama disana, lalu berburu tulang bersama mereka.
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tiba-tiba suara Ibu mengagetkan
Molly. Ibu sudah pulang rupanya.
“Aku ingin punya teman, Bu. Sudah sebulan kita disini, tapi tak
satu pun yang mau bermain denganku…,” ungkap Molly sedih.
“Cobalah kau menyapa mereka lebih dulu,” saran ibu seraya
meletakkan sebotol besar susu dari peternakan.
“Tidak, Bu. Kurasa ini karena aku adalah anjing jelek yang tidak
berguna.”
“Molly sayang, berhentilah mengatakan itu. ibu yakin, suatu hari
nanti mereka pasti senang bermain denganmu,” urai Ibu sambil memeluk Molly.
Pelukan Ibu selalu bisa menenangkan hatinya.
“Sekarang minum dulu susu ini, cuci kaki, lalu pergi tidur,”
perintah Ibu.
Molly pun meneguk habis susu hangat buatan sang ibu lalu mencuci
bersih kedua kakinya.
“Semoga esok menjadi hari yang menyenangkan bagimu.” Ibu melepas
Molly ke tempat tidur dengan sebuah kecupan lembut.
“Terima kasih, Bu,” balas Molly sebelum memejamkan mata dan
berharap mimpi indah.
* * *
Pagi ini matahari mulai menampakkan diri. Musim semi telah tiba.
Kuncup-kuncup bermekaran. Serangga-serangga kecil pun berkerumun di antara
bunga-bunga. Garis-garis pelangi di angkasa turut menyempurnakan keindahan
pagi.
Molly bergegas keluar rumah. Ia tak ingin melewatkan hari yang
cerah ini begitu saja. kaki kecilnya menapaki pinggiran sungai berair jernih,
menuju padang rumput.
Ternyata disana ada sekelompok anjing kecil sedang bermain.
Suara mereka riuh. Ada yang bermain bola, kejar-kejaran, dan petak umpet.
Molly bersembunyi di balik semak-semak, diam-diam mengamati mereka
dari kejauhan. Tiba-tiba lemparan bola mengenai semak-semak tempatnya
bersembunyi. Molly terperanjat, hingga tanpa sadar tangannya menangkap bola
itu, lalu keluar dari semak-semak. Kini semua mata tertuju pada Molly!
Sejenak Molly terpaku seperti pencuri yang tertangkap basah.
Beberapa saat kemudian, Molly mencoba tersenyum kepada mereka. Senyuman Molly
tampak sangat manis.
Perlahan Molly berjalan ke arah seekor anjing yang paling
cantik, namanya Peny.
“Ini,” Molly menyerahkan bola itu.
“Wah, Molly ya? Ternyata kau baik juga ya,” ujar Peny.
“Kami kira selama ini kau tak mau berteman dengan kami, karena
wajahmu terlihat sombong dan menakutkan. Ternyata kau sangat ramah,” puji yang
lain.
Molly terkejut. Benarkah ia terlihat seperti itu? Apakah itu
karena ia selalu murung dan tak pernah tersenyum?
“Ayo Molly, bergabunglah bersama kami!” ajak mereka serempak.
Molly tak sempat memikirkan jawaban atas pertanyaannya sendiri.
Tanpa ragu lagi, Molly pun bergabung dengan teman-teman barunya.
Mereka bermain, bergandengan tangan sambil menyanyi dan menari hingga senja.
Bahkan sepertinya Molly sudah lupa pernah menganggap dirinya jelek dan tak
berguna.
- Back to Home »
- cerita pendek , lirik -lirik lagu »
- Dongeng terindah