Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Selasa, 23 April 2013
Pantun
merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam
bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa
Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya,
dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan
dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a
(tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan
namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua
bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali
berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan
biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain
untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan
tujuan dari pantun tersebut.
contoh-contoh Pantun :
·
Pantun Agama
Banyak bulan perkara
bulan
Tidak semulia bulan
puasa
Banyak tuhan perkara
tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang
Esa
Daun terap di atas
dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada
terlarang
Yang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas
kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan
takabur
Rusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si
riang-riang
Menangis mayat dipintu
kubur
Teringat badan tidak
sembahyang
·
Pantun Budi
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas kedalam
ruang
Adat budaya tidak
berlaku
Sebabnya emas budi
terbuang
Diantara padi dengan
selasih
Yang mana satu tuan
luruhkan
Diantara budi dengan
kasih
Yang mana satu tuan
turutkan
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan
sujinya
Apa guna beristeri
cantik
Kalau tidak dengan
budinya
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di
Kuala Daik
Jahat berlaku lagi
dikenang
Inikan pula budi yang
baik
·
Pantun Jenaka
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di
pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai
helm
Limau purut di tepi
rawa,
buah dilanting belum
masak
Sakit perut sebab
tertawa,
melihat kucing duduk
berbedak
jangan suka makan
mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada
gunanya
·
Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas
batu
Sudah diikat dibawa
pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang
terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin
tinggi
Berunding dengan orang
tak pandai
Bagaikan alu pencungkil
duri
Parang ditetak kebatang
sena
Belah buluh taruhlah
temu
Barang dikerja takkan
sempurna
Bila tak penuh menaruh
ilmu
Padang temu padang
baiduri
Tempat raja membangun
kota
Bijak bertemu dengan
jauhari
Bagaikan cincin dengan
permata
·
Pantun Percintaan
Coba-coba menanam
mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam
sayang
Moga-moga menjadi cinta
Jangan suka bermain tali
Kalau tak ingin terikat
olehnya
Putus cinta jangan
disesali
Pasti kan datang cinta
yang lainnya
Limau purut lebat
dipangkal
Sayang selasih condong
uratnya
Angin ribut dapat
ditangkal
Hati yang kasih apa
obatnya
Ikan belanak hilir
berenang
Burung dara membuat
sarang
Makan tak enak tidur tak
tenang
Hanya teringat dinda
seorang
·
Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke
tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang
kemudian
Ke hulu memotong pagar
Jangan terpotong batang
durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal
kemudian
Kerat kerat kayu
diladang
Hendak dibuat hulu
cangkul
Berapa berat mata
memandang
Barat lagi bahu memikul
Harapkan untung
menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan